Pengikut

Minggu, 04 Juni 2017

Laporan Observasi Pengelolaan Pendidikan

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
Dr. Ara Hidayat, M.Pd

 











Disusun :
SYIFA NURIFA DEWI
1162060113
Biologi 2C




JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber penentu perubahan dan berjalannya suatu organisasi tersebut. Dalam pengertian ini manusia diartikan sebagai alat pencapai tujuan, yakni menjadi penggerak organisasi baik dalam masalah kesejahteraannya ataupun tingkat pemahamannya. Terkait dengan keberhasilan proses organisasi, maka disini unsur pemimpin berperan sangat penting.
Dalam suatu organisasi juga baik di lembaga atau institusi kepemimpinan berperan sangat penting pula, karena tanpa ada kepemimpinan orang-orang dan system kerja yang ada didalamnya hanya akan menjadi kumpulan yang tidak berarti. Dengan demikian tujuan organisasi yang telah direncanakan dengan matang tidak akan tercapai.
Sekolah merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi yang dalam kegiatannya membutuhkan peran seorang pemimpin untuk mengendalikan jalannya proses pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah diprogramkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu makalah ini dibuat dengan judul “TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN” agar mengetahui bagaimana suatu peran pemimpin pada salah satu sekolah dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pemimpin lainnya.
B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana tugas kepemimpinan pada suatu sekolah
2.      Untuk mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan pada suatu sekolah
C.    Waktu dan Tempat
Waktu             : Selasa, 02 Mei 2017
Tempat            : SMAN 1 Dayeuhkolot. Jl. Sukapura No.99, Dayeuhkolot, Kab.  Bandung, Jawa Barat, Indonesia.




BAB II
LANDASAN TEORI
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN

A.    Tugas kepemimpinan
Tugas seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah membawa anggota organisasi untuk bekerja bersama sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing dan membawa organisasi kearah pencapaian tujuan yang diharapkan.
Selain itu, tugas pemimpin organisasi adalah mengawasi, membenarkan, meluruskan, memandu, menterjemahkan, menetralisir, mengorganisasikan dan mentransformasikan kebutuhan dan harapan anggota organisasi. Dalam konteks nilai dan norma social, tugas pemimpin adalah membuat organisasi sebagai suatu system social yang menyenangkan bagi anggota organisasinya, organisasi menjadi satu tempat berinteraksi dan aktualisasi diri bagi anggotanya.[1]
Pemimpin organisasi mempunyai kekuasaan tertentu yang dilimpahkan kepadanya. Kekuasaan tersebut merupakan alat dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Oleh karena itu, agar tugas kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik maka digunakan strategi. Strategi yang dipilih bergantung kepada seberapa tinggi pengetahuan dan keterampilan pemimpin dalam membuat dan mengembangkan serta memilih strategi yang cocok. Strategi yang dapat digunakan agar dapat menjalankan kepemimpinannya, adalah :
1.      Pemimpin harus menggunakan strategi yang fleksibel
2.      Pemimpin harus menjaga keseimbangan dalam menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek
3.      Pemilihan strategi harus yang memberikan layanan terhadap lembaga
4.      Kegiatan yang sama dapat digunakan untuk beberapa aksi dalam strategi
Kekuasaan (Personal power) tidak banyak berarti untuk menjalankan efektifitas dalam mempengaruhi orang lain/anggota organisasi. Personel power harus diramu dengan Personal behaviour dan keterampilan untuk mempengaruhi anggota organisasi. Sebab kekuasaan personal pimpinan sesungguhnya sangat bergantung kepada kemampuan/keterampilan yang dimiliki pimpinan. Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara kekuasaan dalam kepemimpinan.[2]
B.     Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gelaja social, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi social suatu kelompok atau organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu : pertama, dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi.[3]
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu :
1.      Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputuasan dapat dilaksanakan secara efektiv. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2.      Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3.      Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
4.      Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5.      Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.[4]
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberi petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerjasama yang harmonis, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.[5]
Selain fungsi-fungsi tersebut, dalam praktek kinerja organisasi pemimpin dapat berfungsi :
a.       Membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
b.      Membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
c.       Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif
d.      Bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif
e.       Bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan posisi strategis dalam melaksanakan peranannya untuk membantu warga sekolah mencapai tujuan yang telah ditetapkan kepala sekolah diharapkan dapat menjadi agen pembaharuan dan pelaksana yang berwibawa, melimiliki efektivitas kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan dan harapan warga sekolah, serta memiliki disiplin kerja yang tinggi terhadap aturan, memiliki pengetahuan manajemen yang cerdas intelektual maupun emosional, mandiri dan unggul untuk bersaing dank omit dibidang pendidikan. Namun kenyataan dilapangan masih banyak kepala sekolah yang tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan karena dalam proses pengangkatannya tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Rendahnya pengetahuan manajemen, kecerdasan intelektual dan emosional, kemandirian dan keunggulan bersaing kepala sekolah yang mempengaruhi efektivitasnya dalam melaksanakan tugas, sebagai factor penghambat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berimplikasi pada rendahnya produktivitas dan mutu (input, process, output/outcome) kepala sekolah.[6]




BAB III
METODOLOGI

A.    Prosedur observasi
Pada proses berjalannya observasi ini saya melakukan survey terlebih dahulu tentang waktu yang sesuai dengan kepala sekolah. Setelah mendapatkan izin dan waktu yang telah disepakati saya membuat surat resmi di fakultas untuk izin observasi ke sebuah sekolah. Lalu saya melakukan observasi sesuai dengan waktu kesepakatan.
B.     Instrument observasi
Observasi ini seharusnya bernarasumberkan kepala sekolah, akan tetapi dikarenakan ada hal yang mendadak kepala sekolah tidak bisa menjadi narasumber pada saat itu lalu digantikan oleh wakilnya.
Dalam observasi ini saya melakukan tanya jawab beserta kelompok lain yang berbeda materi pertanyaan. Jadi saya hanya bertanya seputar tugas dan fungsi kepemimpinannya saja.



BAB IV
HASIL OBSERVASI

Kepala sekolah itu sebagai manajer. Sekolah tanpa dikelola dengan baik tidak mungkin berhasil karena sekolah terdiri dari beberapa unsur diantaranya guru, siswa, bagian administrasi dll yang memiliki tugasnya masing-masing, yang apabila tidak di manaje oleh kepala sekolah dengan baik dan kepala sekolah tidak memiliki jiwa kepemimpinan tidak mungkin sekolah tersebut dapat berprestasi dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebelum ada peraturan baru kepala sekolah wajib mengajar 18 jam pelajaran untuk melengkapi sertifikasi. Selain itu kepala sekolah juga harus memantau kehadiran para gurunya dan memeriksa administrasi yaitu dengan system SKP. System ini jadi para guru dan staf TU dinilai atau di cek secara online oleh kepala sekolah. Meskipun kepala sekolah memiliki pembantu/bawahan  (bagian wakasek, bid. Kurikulum, bid.kesiswaan, dll) tetapi tetap kepala sekolah yang mengatur segalanya, oleh karena apabila kepala sekolah tidak memiliki kemampuan dan kepemimpinan yang baik maka sekolah akan kacau.
 Pada peraturan baru yang sekarang, kepala sekolah tidak boleh ada jam mengajar karena kepala sekolah harus konsentrasi pada bagaimana harus memanaje sekolah dengan baik dan mengecek administrasi para guru dan staf TU.
Jadi, dapat di ketahui bahwa seorang kepala sekolah disini sangat berperan penting. Salah satunya di sekolah ini, kepala sekolah menerapkan bagaimana seharusnya yang harus dilakukannya sebagai pemimpin. Contohnya yaitu mengimplementasikan fungsi-funsi pokok dalam kepemimpinan, seperti fungsi partisipasi, delegasi, instrukdi dll.
Meskipun saya tidak langsung mewawancarai kepada kepala sekolahnya, setidaknya saya mendapatkan pandangan orang sekitar tentang kepala sekolah itu sendiri dari bawahannya yang menyiratkan bahwa kepala sekolah disana menjalankan tugasnya dengan baik.




BAB V
PENUTUP

A.    Simpulan
Tugas pemimpin dalam organisasi adalah mengawasi, membenarkan, meluruskan, memandu, menterjemahkan, menetralisir, mengorganisasikan dan mentransformasikan kebutuhan dan harapan anggota organisasi. Pada sekolah ini kepala sekolah telah bekerja keras untuk melaksanakan tugasnya, akan tetapi ada yang harus diperbaiki dalam hal pengembangan prestasi akademik sekolahnya.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu fungsi instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian. Kepala sekolah di SMAN 1 Dayeuhkolot ini berperan sesuai dengan fungsinya, salah satu contohnya yaitu mengecek administrasi guru dan staf TU nya serta memantau siswa dan gurunya.
B.     Saran
Lebih ditingkatkan kembali tugas dan fungsinya agar kualitas sekolahnya menjadi lebih baik. Berprestasi di bidang ekstrakulikuler memang sangat bagus akan tetapi tidak ada salahnya meningkatkan kinerja untuk berprestasi pula pada bidang akademik, contohnya OSN.


DAFTAR PUSTAKA


Djafri, Novianty. 2016. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta : Deepublish.
Hidayat, Ara., Machali, Imam. 2010. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Pustaka
Educa.







[1] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.14.
[2] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.15.
[3] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.15.
[4] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.16-17.
[5] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.17.
[6] Djafri, Novianty. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah (Yogyakarta : Deepublish, 2016) hal.23.

Jumat, 02 Juni 2017

RPP KAPSEL II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MUTASI
Dosen :
Milla Listiawati, M.Pd
Ukit, M.Si







                                                                                                                     

Oleh :
Intan Maemunuriah          1152060045
Khilda Fauziah                 1152060050
Nenda Ruswana                1152060068
Nurul Ramadhaniah          1152060083
Syifa Nurifa Dewi             1162060113


PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                                   : SMA NEGERI 1 CILEUNYI
Mata pelajaran                         : Biologi
Kelas / Semester                      : XII / 1
Matei pokok                            : Mutasi
Alokasi waktu / Minggu         : 4 JP (2 x 2 JP)

A.    Kompetensi Inti
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.     Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis peristiwa mutasi yang menyebabkan terjadinya variasi dan kelainan sifat pada makhluk hidup
4.8 Menyajikan hasil analisis data hasil eksplorasi tentang peristiwa mutasi yang menyebabkan timbulnya variasi dan kelainan pada makhluk hidup
C.     Indikator Pencapaian
3.8.1 Mendefinisikan pengertian mutasi beserta sifat-sifatnya
3.8.2 Mengidentifikasi jenis mutasi pada tingkat gen dan kromosom
3.8.3 Menentukan macam-macam mutasi pada manusia
4.8.1  Menganalisis macam-macam mutasi yang menguntungkan dan merugikan
D.    Tujuan
1.      Melalui pembelajaran ini, peserta didik menunjukkan perilaku religious dan perilaku ilmiah yaitu jujur, tanggungjawab, memiliki rasa ingin tahu dan mampu bekerja sama dalam tim diskusi.
2.      Setelah tanya jawab, peserta didik mampu mendefinisikan pengertian mutasi beserta sifat-sifatnya
3.      Dengan adanya game education, peserta didik mampu mengidentifikasi jenis mutasi pada tingkat gen dan kromosom
4.      Setelah diperlihatkan dan dijelaskan melalui carta, peserta didik mampu menganalisis macam-macam mutasi yang menguntungkan dan merugikan
E.     Materi pembelajaran
                             I.     Pengertian mutasi
Mutasi (Latin, mutatus = perubahan) adalah peristiwa perubahan materi genetik kromosom atau DNA di dalam inti sel. Organisme yang mengalami mutasi disebut mutan. Sementaraitu, penyebab mutasi disebut mutagen.
Jika perubahan materi genetik terjadi pada sel-sel kelamin, kemungkinan besar perubahan sifat akan diturunkan. Namun, jika perubahan materi genetik terjadi pada sel-sel somatik (sel tubuh) maka perubahan tersebut tidak akan diturunkan kepada keturunannya.
                          II.     Jenis mutasi
Berdasarkan tingkat terjadinya, mutasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu mutasi tingkatgen dan mutasi tingkat kromosom. Mutasi yang terjadi pada tingkat kromosom lebih besar pengaruhnya ( lebih nyata) dan dapat menimbulkan kelainan tubuh dibandingkan dengan mutasi yang terjadi pada tingkat gen.
A.    Mutasi tingkat gen
Mutasi tingkat gen adalah perubahan materi genetik pada gen. Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutations). Mutasi ini terjadi akibat perubahan urutan basa nitrogen atau susunan nukleotida pada rantai DNA. Jika urutan basa nitrogen pada DNA berubah, akan menyebabkan perubahan pesan-pesan pada kode genetik (kodon) mRNA atau RNAd seingga urutan asam amino yang terbentuk pada rantai polipeptida ini menyebabkan perubahan genotipe maupun fenotife pada suatu individu.
Mutasi gen terkadang dapat dikatakan sebagai mutasi tak bermakna (nonsense mutations) jika tidak menyebabkan perubahan apa-apa karena perubahan basa nitrogen pada kodon triplet tidak memengaruhi perubahan pesanan asam amino dalam sintesis polipeptida. Contoh mutasi tak bermakna adalah jika kodogen (triplet basa nitrogen pada DNA) AGA berubah menjadi AGG, kodon mRNA adalah UCC, bukan UCU. Namun, baik UCC maupun UCU, sama-sama mengkode asam amino serin sehingga tidak terjadi perubahan asam amino yang dipesan.
Mutasi tingkat gen dapat terjadi akibat perubahan jumlah basa nitrogen, perubahan jenis basa nitrogen, dan  perubahan letak urutan basa nitrogen pada rantai nukleotida.
1.      Mutasi akibat perubahan jumlah basa nitrogen
Mutasi gen akibat perubahan jumlah basa nitrogen disebut juga mutasi pergeseran kerangka (frameshift mutation) karena perubahan jumlah basa nitrogen yang bukan kelipatan tiga dapat mengubah kerangka baca triplet kode genetik mRNA.
Perubahan jumlah basa nitrogen dapat disebabkan oleh duplikasi (penggandaan), adisi (penambahan), insersi (penyisipan), dan delesi (kehilangan). Duplikasi, adisi dan insersi pada dasarnya adalah sama, yaitu penambahan satu atau lebih basa nitrogen pada rantai nukleotida. Jika terjadi penambahan basa nitrogen pada ujung atau pangkal rantai nukleotida, disebut adisi. Jika terjadi penambahan basa nitrogen di tengah-tengah rantai nukleotida, disebut insersi (penyisipan). Sementara itu, jika terjadi pengurangan jumlah basa nitrogen pada rantai nukleotida, disebut  delesi. Perhatikan contoh berikut.
Urutan basa nitrogen pada rantai nukleotida DNA awal adalah ACC – GGC – TAA - . . . dan seterusnya.
·         Jika terjadi duplikasi pada basa nitrogen awal A, akan berubah menjadi AAC – CGG – CTA – A . . . dan seterusnya.
·         Jika terjadi adisi basa nitrogen T di ujung rantai, akan berubah menjadi TAC – CGG – CTA – A . . . dan seterusnya.
·         Jika terjadi insersi T di tengah antara GGC, akan berubah menjadi ACC – GTG – CTA – A . . . dan seterusnya.
·         Jika terjadi  delesi basa nitrogen di ujung rantai (A), akan berubah menjadi CCG – GCT – AA . . . dan seterusnya.
2.      Mutasi akibat perubahan jenis basa nitrogen
Perubahan jenis basa nitrogen pada rantai nukleotida disebut juga pergeseran tautomerik (tautomeric shift). Perubahan ini dapat terjadi karena substitusi (penggantian) secara transisi maupun transversi.
a.       Substitusi transisi adalah penggantian suatu pasangan basa nitrogen dengan pasangan basa nitrogen lainnya yang sejenis, contohnya basa nitrogen pada pirimidin (timin) diganti dengan basa pirimidin lain (sitosin) atau sebaliknya.
b.      Substitusi transversi adalah penggantian suatu pasangan basa nitrogen dengan pasangan basa nitrogen lainnya yang tidak sejenis, contohnya basa nitrogen purin (adenin) digantikan dengan basa pirimidin (timin) atau sebaliknya.
Perubahan jenis basa nitrogen dapat menyebabkan kelainan-kelainan, misalnya pada penderita yang memiliki sel darah merah berbenuk sabit (sickle cell anemia). Sel darah normal mengandung hemoglobin A (normal), sedangkan pada penderita siklemia mengandung hemoglobih S (siklemia) dengan urutan asam amino yang tidak sama. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pergantian basa nitrogen pirimidin (timin) dengan basa nitrogen purin (adenin) seingga asam amino ke-6 yang terbentuk pada Hb S adalah valin, bukan glutamat seperti pada Hb A.
Tabel 7.1 Sekuens asam amino pada hemoglobin
Hemoglobin sel darah
Asam amino ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
Hb A
Valin
Histidin
Leusin
Treonin
Prolin
Glutamat
Glutamat
Lisin
Hb S
Valin
Histidin
Leusin
Treonin
Prolin
Valin
Glutamat
Lisin

Text Box: Gambar 7.4 perbandingan bentuk sel darah merah normal dengan del darah merah sabit                           [sickle_cell_01%255B6%255D.jpg]
3.      Mutasi akibat perubahan letak urutan basa nitrogen (Transposisi)
Transposisi adalah perubahan letak basa-basa nitrogen pada suatu rantai nukleotida. Contohya, rantai DNA ACC – GTT – CAT yang mengalami transposisi (misalnya tukar tempat) antara basa nitrogen G dengan T, akan menjadi ACC – TGT – CAT.
B.     Mutasi tingkat kromosom
Mutasi tingkat kromosom atau gross mutations adalah perubahan materi genetik pada kromosom. Mutasi tingkat kromosom merupakan mutasi besar. Mutasi ini terjadi akibat perubahan struktur dan jumlah kromosom.
1.      Mutasi akibat perubahan struktur kromosom
Perubahan struktur kromosom dapat disebabkan oleh delesi (defisiensi), duplikasi, inversi, translokasi, dan katenasi kromosom.
a.       Delesi (Defisiensi)
Delesi kromosom adalah peristiwa hilangnya sebagian segmen kromosom karena patah, kemudian segmen patahannya menempel pada kromosom lain yang sehomoloh. Contohnya delesi pada lengan pendek kromosom nomor 5 yang mengakibatkan sindrom cri du chat (cat’s cry, sindrom kucing menangis). Penderita sindrom ini memiliki ciri-ciri pita suara kecil, epiglotis melengkung sehingga suara tangisan pada saat bayi seperti kucing, keterbelakangan mental, muka bundar, kepala lebar, micrognathia (rahang bawah kecil), kelainan jantung, pertumbuhan badan lambat, dan pada umumnya meninggal saat lahir atau masa anak-anak.
b.      Duplikasi
Duplikasi kromosom adalah peristiwa kelebihan/bertambahnya segmen kromosom. Segmen kromosom yang menempel berasal dari kromosom sehomolog, akibatnya kromosom akan kelebihan gen. Contohnya, duplikasi pada kromosom X segmen nomor 16A pada lalat buah Drosophila melanogaster yang berakibat timbulnya mutan mata “bar” (mata berukuran kecil).
c.       Inversi
Inversi kromosom adalah perubahan urutan letak gen pada suatu kromosom karena terjadi pembalikan segmen kromosom. Pembalikan segmen kromosom terjadi karena kromosom patah di sua tempat yang diikuti penyisipan kembali gen-gen dengan urutan terbalik. Inversi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu inversi perisentrik dan inversi parasentrik. Inversi perisentrik terjadi jika segmen yang terbalik mencakup sentromer. Sementara itu, inversi parasentrik terjadi jika segmen yang terbalik tidak mencakup sentromer.
d.      Translokasi
Translokasi kromosom adalah peristiwa kromosom patah, kemudian segmen patahannya melekat kembali pada kromosom yang bukan sehomolog. Peristiwa translokasi menimbulkan gamet semi steril atau kurang mampu membuahi sehingga separuh zigotnya tidak terjadi.
Translokasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1.      Translokasi resiprok terjadi jika kromosom nonhomolog saling bertukar fragmen. Transformasi resiprok dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu translokasi resiprok homozigot dan translokasi resiprok heterozigot. Translokasi resiprok homozigot terjadi jika dua pasang kromosom translokasi mempunyai gen-gen yang tidak sama.
2.      Translokasi nonresiprok (translokasi simpel) adalah translokasi yang hanya mentransfer satu fragmen kromosom ke kromosom nonhomolog karena kromosom yang mentransfer fragmen tidak menerima kembali fragmen lainnya.
3.      Translokasi Robertson terjadi pada kromosom-kromosom akrosentris yang mempunyai sentromer pada satu ujung. Kromosom normal hanya mempunyai satu lengan, kemudian menyatu pada sentromer membentuk kromosom-kromosom metasentris. Penyatuan ini dapat terjadi antar kromosom homolog maupun nonhomolog. Translokasi Robertson ditemukan pada tikus-tikus liar.
e.       Katenasi
Katenasi kromosom terjadi jika dua kromosom nonhomolog membelah menjadi empat kromosom, kemudian ujung-ujungnya saling bertemu sehingga membentuk lingkaran.
2.      Mutasi akibat perubahan jumlah kromosom
Perubahan jumlah kromosom dapat terjadi pada saat pembelahan mitosis maupun meiosis. Peruahan jumlah kromosom dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a.       Euploid
Euploid adalah perubahan pada seluruh set kromosom. Euploid merupakan perubahan pada seluruh materi genetik dalam suatu set (genom) sehingga jumlah kromosom menjadi kelipatan dari set kromosom haploidnya. Satu set kromosom disebut genom.
Berdasarkan jumlah set kromosom, euploid dapat dibedakan beberapa tipe, yaitu monoploid, diploid, triploid, tetraploid, dan seterusnya. Organisme yang mempunyai kromosom 3n, 4n, 5n, 6n, dan seterusnya, dinamakan poliploid.
Tanaman poliploid memiliki jumlah kromosom lebih banyak tetapi ukuran kromosom lebih kecil. Tanaman tampak lebih kekar, ukuran sel lebih besar, bagian-bagian tanaman lebih besar, stoma lebih besar, daun menjadi lebih tebal dengan warna lebih hijau, ukuran bunga lebih besar tetapi waktu berbunga menjadi lebih lama (masa vegetatif lebih lama), daya fertilisasi berkurang, serta kurang tahan terhadap serangan penyakit dan perubahan lingkungan.
1.      Monoploid (n)
Organisme monoploid mempunyai 1 perangkat (set) kromosom di dalam sel tubuhnya. Contoh organisme monoploid, yaitu lebah jantan yang berasal dari ovum yang tidak dibuahi oleh spermatozoa dan tumbuh secara partenogenesis.
2.      Diploid (2n)
Organisme diploid mempunyai 2 perangkat kromosom di dalam sel tubuhnya. Organisme diploid (normal) terjadi dari peleburan ovum dan spermatozoa yang haploid.
3.      Triploid (3n)
Organisme triploid mempunyai 3 perangkat kromosom di dalam sel tubuhnya. Pada umumnya, tumbuhan triploid mempunyai buha berukuran lebih besar dan bersifat steril (tidak menghasilkan biji) sehingga sering dimanfaatkan untuk membuat buah-buahan tanpa biji, misalnya semangka, jeruk, dan anggur.
4.      Tetraploid (4n)
Organisme tetraploid mempunyai 4 perangkat kromosom didalam sel tubuhnya. Tumbuhan tetraploid pada umumnya bersifat fertil, berukuran lebih besar, dan lebih banyak mengandung klorofil daripada yang normal (diploid). Contohnya tembakau (Nicotiana tabacum) normal diploid mempunyai jumlah kromosom 48 dengan genom (n) 24. Tembakau tetraploid mempunyai jumlah kromosom sebanyak 4 x 24 = 96. Tembakau tetraploid memiliki kandungan nikotin 18 – 33% lebih tinggi daripada tanaman diploid (2n).
Tabel 7.2 Variasi pada euploid
Tipe euploid
Jumlah genom (n)
Komplemen kromosom (ABC merupakan satu genom)
Monoploid
n
ABC
Diploid
2n
AA BB CC
Triploid
3n
AAA BBB CCC
Tetraploid
4n
AAAA BBBB CCCC
Pentaploid
5n
AAAAA BBBBB CCCCC
Heksaploid
6n
AAAAAA BBBBBB CCCCCC
Septaploid
7n
AAAAAAA BBBBBBB CCCCCCC
Oktoploid
8n
AAAAAAAA BBBBBBBB CCCCCCCC
dan seterusnya

          Berdasarkan asal kromosomnya, euploid dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1.      Autopoliploid (auto = sendiri), jika terjadi penggandaan sendiri pada kromosom yang sehomolog dari spesies yang sama. Autopoliploid dapat terjadi pada saat meiosis. Meiosis abnormal dapat menghasilkan gamet 2n. Jika gamet 2n bersatu dengan gamet normal (n), akan menghasilkan zigot autotriploid (3n). Autopoliploid juga dapat dilakukan secara buatan, contohnya pada tanaman tomat heksaploid yang diperoleh dengan cara pemotongan tunas (dekapitasi).
2.      Alopoliploid (allo = berbeda), jika penggandaan set kromosom terjadi pada kromosom nonhomolog dari spesies yang berbeda. Alopoliploid terjadi karena hibrid (penyilangan) antara dua spesies. Individu alopoliploid bersifat steril sehingga dikembangbiakkan dengan cara vegetatif. Kelebihan individu alopoliploid bersifat lebih kuat (vigor). Contoh alopoliploid, yaitu gandum aloheksaploid Triticum aestivum yang saat ini digunakan dalam pembuatan roti. Gandum aloheksaploid Triticum aestivum (formula genom 42 AABBDD) merupakan hasil penyilangan antara gandum alotetraploid Triticum aestivum (28 AABB) dengan rumput liar yang diploid Triticum aestivum (14 DD) yang disertai penggandaan kromosom secara langsung.
      Euploid yang terjadi pada hewan dan manusia berbeda dengan yang terjadi pada tumbuhan. Euploid dapat ditemukan pada sel-sel kanker. Hewan dan manusia euploid pada umumnya berumur pendek. Euploid pada hewan dan manusia dapat terjadi melalui digini dan diandri.
1.      Digini adalah dua inti sel telur yang tetap terlindungi dalam satu plasma dibuahi oleh satu spermatozoa. Digini terjadi karena kegagalan sel polosit memisah.
2.      Diandri adalah satu sel telur yang dibuahi oleh dua sel spermatozoa. Diandri terjadi karena keterlambatan dalam pembuahan.
b.      Aneuploid
Aneuploid adalah perubahan jumlah kromosom dalam satu set (genom) kromosom. Aneuploid menyebabkan jumlah kromosom suatu individu menjadi lebih banyak atau lebih sedikit daripada jumlah kromosom normalnya yang disomi (2n), misalnya 2n + 1; 2n + 2; 2n – 1, 2n – 2, dan seterusnya. Penyebab terjadinya aneuploid, yaitu sebagai berikut.
·         Anafase lag, peristiwa tidak melekatnya kromatid pada gelendong pembelahan saat meiosis.
·         Nondisjunction, yaitu peristiwa gagal berpisahnya kromosom homolog pada saat anafase meiosis I atau gagal berpisahnya pasangan kromatid selama anafase meiosis II.
Tipe aneuploid adalah sebagai berikut.
·         Nulisomi (2n – 2), jika sel kehilangan dua kromosom.
·         Monosomi (2n – 1), jika sel kehilangan satu kromosom.
·         Trisomi (2n + 10, jika sel kelebihan satu kromosom.
·         Tetrasomi (2n + 2), jika sel kelebihan dua kromosom.
Jika di dalam sel terdapat 2 pasangan kromosom yang masing-masing kehilangan satu kromosom disebut monosomi ganda, dengan rumus 2n – 1 – 1. Jika didalam sel terdapat 2 pasangan kromosom yang masing-masing kelebihan satu kromosom disebut trisomi ganda, dengan rumus 2n +1 + 1.
Contoh aneuploid terjadi pada manusia sindrom Down yang mempunyai kelebihan satu kromosom pada kromosom tubuh nomor 21 sehingga jumlah kromosom didalam sel ada 47.
Hasil gambar untuk peta kromosom
Gambar 7.9 Peta kromosom kasus trisomi pada sindrom Down
                       III.     Penyebab mutasi
Mutagen adalah zat yang menyebabkan terjadinya mutasi. Mutagen dapat berupa zat kimia, zat fisis, dan makhluk hidup. Sumber mutagen dapat berasal dari alam maupun sengaja dibuat oleh manusia.
A.    Jenis mutagen berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, mutagen dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu mutagen kimia, mutagen fisika, dan mutagen biologi.
1.    Mutagen kimia
Mutagen kimia terdiri atas senyawa-senyawa kimia yang pada umumnya bersifat racun bagi tubuh. Pada umumnya, senyawa kimia tersebut tidak mudah larut dalam air tetapi larut dalam lemak sehingga dapat terjadi penimbunan didalam tubuh. Jika jumlah penimbunan diatas batas toleransi normal, akan merusak dan mematikan sel-sel tubuh. Namun, beberapa mutagen kimia sengaja dibuat untuk keperluan mutasi buatan yang menguntungkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
Mutagen kimia, antara lain benzopyrene, formaldehida, kolkisin, digitonin, akridin, bromourasil, kafein, gas metana, pestisida, asam nitrit, narkoba, zat pengawet makanan, agen alkilase, etil metan sulfonat (EMS), hidroksil amino (NH2OH), dan senjata kimia.
a)      Pestisida, misalnya DDT (dichloro diphenyl trichloroethane), alpha-BHC (α-Benzene hexachloride), aldrin, dan dieldrin. Zat tersebut sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam lemak sehingga menyebabkan penimbunan didalam tubuh dan dalam waktu yang lama dapat memicu timbulnya karsinoma (kanker yan muncul dari sel-sel epitel yang menutupi organ-organ tubuh).
b)      Asam nitrit dapat menyebabkan deaminasi oksidatif pada basa nitrogen adenin, guanin, sitosin pada rantai DNA sehingga menyebabkan delesi.
c)      Agen alkilase, misalnya gas mustard, dimetil, dan dimetil sulfat akan memberikan gugus alkil yang dapat bereaksi dengan gugus fosfat sehingga mengganggu replikasi DNA.
d)     Benzopyrene yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan tumor pada organ pernafasan.
e)      Zat digitonin dan kolkisin digunakan dalam pembuatan buahpoliploid. Zat tersebut dapat menghambat pembentukkan benang spindel pada saat anafase sehingga pergerakan kromatid menuju ke kutub sel terhambat dan tidak terjadi pemisahan kromosom.
f)       Akridin, menyebabkan pita DNA kaku dan patah.
g)      5-Bromourasil (5-BU), analog dengan timin dan mampu mengambil alih posisi basa nitrogen.
h)      Asam nitrat (HNO3) mampu mengubah gugus amin NH2 menjadi gugus keto (C = O) sehingga sitosin berubah menjadi urasil.
2.    Mutagen fisika
Mutagen fisika sebagian besar berupa radiasi sinar-sinar yang dihasilkan dari unsur-unsur radioaktif. Mutagen fisika sebagian telah tersedia di alam, namun beberapa sengaja dibuat untuk kepentingan penelitian, deteksi, dan mutasi buatan. Mutagen fisika, antara lain suhu tinggi, sinar ultra violet, sinar X, sinar kosmik, sinar alfa (α), sinar gamma (γ), sinar beta (β), neutron, sinar-sinar yang dipancarkan dari benda elektronik seperti televisi dan komputer.
a)      Suhu tinggi dapat menyebabkan terjadinya autopoliploid, misalnya pada jagung. Kecepatan mutasi akan bertambah karena kenaikan suhu.
b)      Sinar-sinar berenergi tinggi, misalnya sinar α, γ, β, dan neutron menyebabkan rekasi ionisasi yang dapat menyebabkan aberasi kromosom.
c)      Sinar X pada umumnya dipergunakan untuk rontgen.
d)     Sinar X dan sinar γ digunakan untuk meradiasi biji-bijian agar mendapatkan mutan unggul.
e)      Sinar ultra violetyang berasal dari matahari dapat memicu terjadinya kanker kulit.
3.    Mutagen biologi
Mutagen biologi berupa organisme, misalnya virus dan bakteri. Asam nukleat dalam virus dan bakteri mampu merusak kromosom sel sehingga terbentuklah sel-sel yang abnormal.


B.     Jenis mutagen berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, mutagen dapat berasal dari alam maupun buatan. Mutagen yang berasal dari alam akan menyebabkan mutasi secara alami. Sementara itu, mutagen yang sengaja dibuat oleh manusia digunakan untuk keperluan mutasi buatan.
1)      Mutagen alami, contohnya sinar matahari, sinar ultraviolet, sinar kosmik, unsur radio aktif di alam, virus, bakteri, gas-gas dan zat kimia yang berasal dari bumi.
2)      Mutagen buatan, contohnya pestisida, boraks, formalin, narkoba, sinar X, sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, televisi, atau komputer.
                       IV.     Klasifikasi mutasi
Mutasi dapat dikelompokkan berdasarkan sumber asalnya, sifat genetik, arah mutasi, jumlah faktor keturunan, dan peranannya bagi organisme.
A.    Mutasi berdasarkan sumber asalnya
Berdasarkan sumber asalnya, mutasi dapat dibedakan dua macam, yaitu sebagai berikut.
1.    Mutasi alami (mutasi spontan)
Mutasi alami adalah mutasi yang terjadi secara alami dengan sendirinya. Mutasi alamiah disebabkan oleh mutagen-mutagen yang sudah ada di alam. Pada umumnya, mutasi alami bersifat merugikan serta menghasilkan organisme yang bersifat resesif dan letal.
2.    Mutasi buatan
Mutasi buatan adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha atau tindakan manusia. Mutasi buatan banyak dilakukan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun, jika dilakukan dengan cara yang tidak benar akan berakibat merugikan bagi manusia itu sendiri. Mutasi buatan, antara lain sebagai berikut.
a.       Pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis dan terapi suatu penyakit di bidang kesehatan. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati akan mematikan sel-sel tubuh disekitarnya. Contohnya penghancuran sel-sel kanker dengan kemoterapi dan penyinaran.
b.      Penggunaan zat aditif dan pengawet makanan kimiawi. Penggunaan formalin sebagai pengawet bahan makanan (misalnya ikan dan tahu) adalah kurang tepat. Formalin digunakan untuk zat pengawetan mayat. Siklamat sering digunakan sebagai pemanis buatan dalam industri makanan dan minuman. Aspartam yang biasa ditambahkan pada minuman ringan sebagai pengganti gula ternyata berpengaruh buruk terhadap sel saraf otak.
c.       Penggunaan alat elektronik, misalnya TV dan komputer.
d.      Penggunaan nuklir untuk penelitian, strelisasi alat-alat kesehatan, dan pembangkit tenaga listrik. Dalam hal ini, diperlukan sistem keamanan khusus bagi karyawan maupun penduduk di sekitarnya.
e.       Pengendalian jumlah hama tanaman dengan teknik jantan mandul. Penyinaran dilakukan terhadap serangga jantan dewasa sehingga spermatozoa tidak dapat membuahi ovum.
f.       Pembuatan tanaman poliploid, misalnya sayuran dan buah-buahan tanpa biji dapat dilakukan dengan induksi alkaloid kolkisin (C22H25O6N) pada jaringan meristem.
g.      Pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas unggul melalui radiasi dan hibridisasi. Contohnya padi (Atomita 1-4, Situgintung, Cilosari, Woyla, dan Kahayan), kedelai (Muria, Tengger, dan Meratus), serta kacang hijau Camar.
h.      Penggunaan roket dan senjata nuklir yang dapat menyebabkan cacat pada janin dalam kandungan.
i.        Merokok dan pemakaian narkotika yang berakibat mengganggu kesehatan tubuh.
B.     Mutasi berdasarkan sifat genetik
Berdasarkan sifat genetik yang dihasilkan, mutasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu mutasi dominan dan  mutasi resesif. Mutasi dominan akan tampak pengaruhnya, baik dalam keadaan genotipe dominan homozigot maupun heterozigot. Sementara itu, mutasi resesif akan tampak pengaruhnya dalam keadaan genotipe resesif homozigot.
C.     Mutasi berdasarkan arah mutasinya
Berdasarkan arah mutasinya, mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu mutasi maju dan mutasi balik (mundur). Mutasi maju menyebabkan fenotipe organisme abnormal menjadi normal. Sementara itu, mutasi balik menyebabkan fenotipe organisme normal menjadi abnormal.

D.    Mutasi berdasarkan jumlah faktor keturunan yang bermutasi
Berdasarkan jumlah faktor keturunan, mutasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu mutasi mikro dan mutasi makro. Mutasi mikro adalah mutasi yang terjadi pada sebagian kecil faktor keturunan. Mutasi makro adalah mutasi yang terjadi pada sebagian besar faktor keturunan. Mutasi makro akan berpengaruh lebih nyata terhadap perubahan sifat-sifat fenotipe dibandingkan dengan mutasi mikro.
E.     Mutasi berdasarkan peranannya bagi organisme
Berdasarkan peranannya, mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu mutasi yang menguntungkan dan mutasi yang merugikan. Mutasi yang menguntungkan adalah mutasi yang menghasilkan organisme yang bersifat adaptif terhadap lingkungan. Sementara itu,  mutasi yang merugikan adalah mutasi yang menghasilkan organisme yang bersifat tidak adaptif terhadap lingkungannya.
                          V.     Kelainan pada manusia akibat mutasi
Perubahan struktur dan jumlah kromosom pada manusia akibat muutasi dapat menimbulkan kelainan-kelainan yang serius pada tubuh dan perilaku manusia. Kelainan-kelainan pada manusia akibat mutasi, antar lain sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom triple X, sindrom Jacob, sindrom Y, hermafrodit, sindrom cri du chat, sindrom Patau, sindrom Edward, sindrom Down, dan sindrom Wolf.
A.    Sindrom Klinefelter
Manusia dengan sindrom Klinefelter memiliki kromosom berjumlah 47 dengan kariotipe 22 AA + XXY atau 44 A + XXY. Ciri-cirinya adalah laki-laki bertubuh tinggi, testis mengecil saat masa pubertas, steril, payudara berkembang, dan pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan dibawah normal. Sindrom ini dapat terjadi karena ovum hasil nondisjunction yang berkromosom XX dibuahi oleh spermatozoa normal berkromosom Y.
B.     Sindrom Turner
Manusia dengan sindrom Turner memiliki kromosom berjumlah 45 = 22 AA + X. Sindrom ini terjadi karena ovum normal berkromosom X dibuahi oleh spermatozoa hasil nondisjunction yang tidak mengandung kromosom seks (O). Ciri-ciri sindrom Turner adalah berkelamin wanita, bertubuh pendek, ovarium dan payudara tidak berkembang, steril, bentuk leher bersayap, memiliki kelainan jantung, serta keterbelakangan mental.
C.     Sindrom XXX (wanita super)
Manusia dengan sindrom XXX memiliki kromosom berjumlah 47, yaitu 22 AA + XXX. Sindrom ini terjadi karena ovum hasil nondisjunction yang berkromosom XX dibuahioleh spermatozoa normal berkromosom X. Ciri-ciri manusia dengan sindrom XXX adalah berkelamin wanita serta memiliki sistem reproduksi dan tingkat kecerdasan yang bervariasi dari mulai normal sampai subnormal.
D.    Sindrom Jacob
Manusia dengan sindrom Jacob mempunyai kromosom berjumlah 47, yaitu 22 AA + XYY. Sindrom ini dapat terjadi akibat nondisjunction kromatid-kromatid Y pada meiosis II yang menghasilkan satu spermatid dengan kromosom YY dan satu spermatid tidak mempunyai kromosom seks. Jika terjadi pembuahan antara ovum normal berkromosom X dengan spermatozoa berkromosom YY, akan terjadi sindrom XYY. Ciri-ciri fisinya adalah laki-laki yang bertubuh tinggi, melebihi ukuran normal. Pada tahun 1960, muncul hipotesis bahwa pria XYY cenderung agresif, antisosial, dan kriminal. Namun, beberapa ahli membantah hipotesis tersebut.
E.     Sindrom Y
Zigot yang mempunyai kromosom 22 AA + Y, tidak mampu hidup.
F.      Hermafrodit
Pada manusia hermafrodit, ditemukan kromosom XX dan XY dalam sel tubuhnya sehingga mempunyai kariotipe 22 AA + XX + XY. Manusia hermafrodit memiliki ovarium maupun testis. Hal ini dapat terjadi karena nondisjunction yang berlangsung dua kali pada beberapa sel dalam spermatogenesis. Hermafrodit juga dapat tejadi jika oosit sekunder (ovum yang masih bersatu dengan badan polar) dibuahi oleh dua macam sperma (satu sperma yang mengandung X dan sperma lainnya yang mengandung Y).
G.    Sindrom Patau
Sindrom Patau terjadi akibat trisomi pada kromosom nomor 13 sehingga mempunyai kromosom 47 dengan kariotipe 45 A + XX atau 45 A + XY. Ciri-ciri manusia dengan sindrom Patau adalah sumbing pada bibir (harelip) dan langit-langit rongga mulut (cleft palate) serta polidaktili (jari lebih dari lima).


H.    Sindrom Edward
Sindrom Edward terjadi karena trisomi pada kromosom nomor 18 sehingga memiliki 47 kromosom dengan kariotipe 45 A + XX atau 45 A + XY. Ciri-cirinya bentuk kepala panjang, bentuk muka khas, jari tangan tupang tindih, pola sidik jari sederhana, dada pendek dan lebar, memiliki kelainan jantung dan ginjal, serta berumur pendek.
I.       Sindrom Down
Sindrom Down terjadi karena trisomi pada kromosom nomor 21 sehingga memiliki kromosom 47 dengan kariotipe 45 A + XY atau 45 A + XX. Ciri-cirinya bermata sipit, fertil, kaki pendek, berjalan lambat, menderita kelainan jantung (kardiovaskuler), serta pertumbuhan tubuh dan mental agak lambat. Berdasarkan IQ-nya, penderita sindrom Down dapat dibedakan menjadi idiot dengan IQ 24, imbisil dengan IQ 25-49, dan debil dengan IQ 50-69. Wanita sindrom Down tidak steril sehingga mampu memproduksi ovum. Namun, jika ovumnya dibuahi kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan dengan sindrom Down. Penderita pada umumnya berumur pendek, rata-rata hingga 16 tahun.
J.       Sindrom Wolf
Sindrom Wolf terjadi karena delesi atau hilangnya sebagian lengan pendek kromosom nomor 4. Kelainan yang tampak, yaitu pangkal hidung menonjol, bibir sumbing, pertumbuhan lambat, keterbelakangan mental, serta kelalinan jantung.
Hasil gambar untuk kelainan jantung pada penderita sindrom wolf
Gambar 7.14 Kelainan jantung pada penderita sindrom Wolf


                  VI.     Mutasi dalam mekanisme proses evolusi
Mutasi dapat menyebabkan perubahan gen maupun kromosom sehingga menimbulkan terjadinya perubahan-perubahan sifat pada tingkat sel hingga individu. Perubahan yang terjadi pada individu menyebabkan terjadinya variasi-variasi sifat yang menimbulkan keanekaragaman suatu organisme. Jika mutasi di alam terjadi terus-menerus dari waktu ke waktu, tingkat keanekaragaman organisme akan terus meningkat dan dapat menginisiasi terbentuknya spesies-spesies baru dengan sifat-sifat yang jauh berbeda dari sifat-sifat organisme asal mulanya. Dengan kata lain, telah terjadi proses evolusi. Tingkat terjadinya mutasi alamiah akan berlangsung sesuai dengan gejala-gejala alam yang ada, sedangkan tingkat terjadinya mutasi buatan tergantung pada manusia. Mutasi buatan diperkirakan dapat mempercepat terjadinya proses evolusi organisme dibumi.
Berdasarkan penelitian, organisme tingkat rendah memiliki tingkat keanekaragaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan organisme tingkat tinggi. Terjadinya variasi-variasi dalam suatu populasi organisme diduga sangat ditentukan oleh kecepatan reproduksi, mobilitas, tingkatan trofik, besar atau kecilnya populasi suatu organisme, dan aspek kehidupan lainnya. Berdasarkan asumsi tersebut, organisme tingkat rendah akan memiliki tingkatan kecepatan evolusi yang paling tinggi daripada organisme tingkat tinggi.
F.     Model / Metode Pembelajaran         : TGT (Team Game Tournamen) / Ceramah Plus
   Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
G.    Media pembelajaran                         : Power point, Proyektor, Laptop, bahan
   permainan, charta
H.    Sumber belajar                                  : Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung :
   Tarsito.
  Campbell, dkk. 2010. Biology Edisi Kelima   Jilid I. Jakarta : Erlangga.
I.       Kegiatan pembelajaran
No
Langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal

Guru
Siswa

1.
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa menjawab salam
1 menit
2.
Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran
Siswa berdoa bersama-sama
2 menit
3.
Guru mengabsensi siswa dengan menanyakan siswa yang tidak hadir
Siswa memberi tahu siapa yang tidak hadir
4 menit
Kegiatan Inti

Guru
Siswa

1.
Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang akan dipelajari kepada siswa dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan yang telah didapatkannya
Siswa menjawab pertanyaan guru dan mengungkapkan pengetahuan yang diketahuinya tentang materi yang akan dipelajari
4 menit
2.
Guru melakukan apersepsi dengan menyimpulkan pendapat siswa dan memberikan pemahaman berupa pengertian mutasi, mutagen, mutan, dan sifat diturunkannya
Siswa mendengarkan apersepsi guru
2 menit
3.
Guru menyampaikan materi pembagian mutasi pada tingkat gen yaitu berdasarkan perubahan jumlah basa nitrogen dan perubahan jenis basa nitrogen
Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru
3 menit
4.
Guru melakukan penerapan materi agar mudah dipahami siswa melalui bernyanyi dengan lirik terkait mutasi
Siswa bernyanyi bersama guru dengan membaca lirik terkait mutasi
6 menit
5.
Guru menyampaikan materi pembagian mutasi pada tingkat kromosom yaitu mutasi akibat perubahan struktur kromosom dan perubahan jumlah kromosom
Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru
4 menit
6.
Guru menyampaikan materi kelainan mutasi pada manusia akibat mutasi
Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru
4 menit
7.
Guru menyampaikan materi penyebab mutasi berdasarkan sifatnya dan mutasi berdasarkan sumber asalnya
Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru
4 menit
8.
Guru meminta satu orang siswa untuk maju ke depan kelas dan siswa diperintah untuk menentukan mana semangka mutasi dan yang bukan mutasi serta diminta untuk mengidentifikasi
Siswa maju ke depan dan memilih semangka serta mengidentifikasi jenis mutasi pada semangka yang dipilihnya
5 menit
9.
Guru melakukan evaluasi berbentuk game / permainan “Teka Teki Silang (TTS), yaitu dengan 10 soal. Guru membagi membagi siswa ke dalam 3 kelompok dan setiap kelompok diberi 3 kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan 1 soal rebutan
Siswa mengikuti permainan yang telah dirancang guru
20 menit
Kegiatan Penutup

Guru
Siswa

1.
Guru memilih dua orang siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Siswa yang terpilih mengungkapkan materi kembali
3 menit
2.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta siswa membaca doa bersama-sama
Siswa membaca doa bersama-sama
2 menit

J.      Penilaian hasil pembelajaran
1.      Penilaian kompetensi sikap
No.
Nama siswa
Skor
Keterangan
1



2



dst




2.      Penilaian kompetensi pengetahuan
No.
Nama siswa
Skor
Keterangan
1



2



dst




3.      Penilaian kompetensi keterampilan
No.
Nama siswa
Skor
Keterangan
1



2



dst




   Bandung,  April 2017
Mengetahui :
Kepala SMA NEGERI 1 CILEUNYI                                      Guru Mata Pelajaran,


Dra. Hj. Syifa Nurifa Dewi, M.Si                               Dra. H. Ahmad Reza, M.Pd

NIP 1162060113                                                        NIP 1152060765                    

Laporan Observasi Pengelolaan Pendidikan

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaa...