Pengikut

Minggu, 04 Juni 2017

Laporan Observasi Pengelolaan Pendidikan

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
Dr. Ara Hidayat, M.Pd

 











Disusun :
SYIFA NURIFA DEWI
1162060113
Biologi 2C




JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber penentu perubahan dan berjalannya suatu organisasi tersebut. Dalam pengertian ini manusia diartikan sebagai alat pencapai tujuan, yakni menjadi penggerak organisasi baik dalam masalah kesejahteraannya ataupun tingkat pemahamannya. Terkait dengan keberhasilan proses organisasi, maka disini unsur pemimpin berperan sangat penting.
Dalam suatu organisasi juga baik di lembaga atau institusi kepemimpinan berperan sangat penting pula, karena tanpa ada kepemimpinan orang-orang dan system kerja yang ada didalamnya hanya akan menjadi kumpulan yang tidak berarti. Dengan demikian tujuan organisasi yang telah direncanakan dengan matang tidak akan tercapai.
Sekolah merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi yang dalam kegiatannya membutuhkan peran seorang pemimpin untuk mengendalikan jalannya proses pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah diprogramkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu makalah ini dibuat dengan judul “TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN” agar mengetahui bagaimana suatu peran pemimpin pada salah satu sekolah dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pemimpin lainnya.
B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana tugas kepemimpinan pada suatu sekolah
2.      Untuk mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan pada suatu sekolah
C.    Waktu dan Tempat
Waktu             : Selasa, 02 Mei 2017
Tempat            : SMAN 1 Dayeuhkolot. Jl. Sukapura No.99, Dayeuhkolot, Kab.  Bandung, Jawa Barat, Indonesia.




BAB II
LANDASAN TEORI
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN

A.    Tugas kepemimpinan
Tugas seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah membawa anggota organisasi untuk bekerja bersama sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing dan membawa organisasi kearah pencapaian tujuan yang diharapkan.
Selain itu, tugas pemimpin organisasi adalah mengawasi, membenarkan, meluruskan, memandu, menterjemahkan, menetralisir, mengorganisasikan dan mentransformasikan kebutuhan dan harapan anggota organisasi. Dalam konteks nilai dan norma social, tugas pemimpin adalah membuat organisasi sebagai suatu system social yang menyenangkan bagi anggota organisasinya, organisasi menjadi satu tempat berinteraksi dan aktualisasi diri bagi anggotanya.[1]
Pemimpin organisasi mempunyai kekuasaan tertentu yang dilimpahkan kepadanya. Kekuasaan tersebut merupakan alat dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Oleh karena itu, agar tugas kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik maka digunakan strategi. Strategi yang dipilih bergantung kepada seberapa tinggi pengetahuan dan keterampilan pemimpin dalam membuat dan mengembangkan serta memilih strategi yang cocok. Strategi yang dapat digunakan agar dapat menjalankan kepemimpinannya, adalah :
1.      Pemimpin harus menggunakan strategi yang fleksibel
2.      Pemimpin harus menjaga keseimbangan dalam menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek
3.      Pemilihan strategi harus yang memberikan layanan terhadap lembaga
4.      Kegiatan yang sama dapat digunakan untuk beberapa aksi dalam strategi
Kekuasaan (Personal power) tidak banyak berarti untuk menjalankan efektifitas dalam mempengaruhi orang lain/anggota organisasi. Personel power harus diramu dengan Personal behaviour dan keterampilan untuk mempengaruhi anggota organisasi. Sebab kekuasaan personal pimpinan sesungguhnya sangat bergantung kepada kemampuan/keterampilan yang dimiliki pimpinan. Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara kekuasaan dalam kepemimpinan.[2]
B.     Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gelaja social, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi social suatu kelompok atau organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu : pertama, dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi.[3]
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu :
1.      Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputuasan dapat dilaksanakan secara efektiv. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2.      Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3.      Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
4.      Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5.      Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.[4]
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberi petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerjasama yang harmonis, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.[5]
Selain fungsi-fungsi tersebut, dalam praktek kinerja organisasi pemimpin dapat berfungsi :
a.       Membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
b.      Membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
c.       Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif
d.      Bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif
e.       Bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan posisi strategis dalam melaksanakan peranannya untuk membantu warga sekolah mencapai tujuan yang telah ditetapkan kepala sekolah diharapkan dapat menjadi agen pembaharuan dan pelaksana yang berwibawa, melimiliki efektivitas kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan dan harapan warga sekolah, serta memiliki disiplin kerja yang tinggi terhadap aturan, memiliki pengetahuan manajemen yang cerdas intelektual maupun emosional, mandiri dan unggul untuk bersaing dank omit dibidang pendidikan. Namun kenyataan dilapangan masih banyak kepala sekolah yang tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan karena dalam proses pengangkatannya tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Rendahnya pengetahuan manajemen, kecerdasan intelektual dan emosional, kemandirian dan keunggulan bersaing kepala sekolah yang mempengaruhi efektivitasnya dalam melaksanakan tugas, sebagai factor penghambat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berimplikasi pada rendahnya produktivitas dan mutu (input, process, output/outcome) kepala sekolah.[6]




BAB III
METODOLOGI

A.    Prosedur observasi
Pada proses berjalannya observasi ini saya melakukan survey terlebih dahulu tentang waktu yang sesuai dengan kepala sekolah. Setelah mendapatkan izin dan waktu yang telah disepakati saya membuat surat resmi di fakultas untuk izin observasi ke sebuah sekolah. Lalu saya melakukan observasi sesuai dengan waktu kesepakatan.
B.     Instrument observasi
Observasi ini seharusnya bernarasumberkan kepala sekolah, akan tetapi dikarenakan ada hal yang mendadak kepala sekolah tidak bisa menjadi narasumber pada saat itu lalu digantikan oleh wakilnya.
Dalam observasi ini saya melakukan tanya jawab beserta kelompok lain yang berbeda materi pertanyaan. Jadi saya hanya bertanya seputar tugas dan fungsi kepemimpinannya saja.



BAB IV
HASIL OBSERVASI

Kepala sekolah itu sebagai manajer. Sekolah tanpa dikelola dengan baik tidak mungkin berhasil karena sekolah terdiri dari beberapa unsur diantaranya guru, siswa, bagian administrasi dll yang memiliki tugasnya masing-masing, yang apabila tidak di manaje oleh kepala sekolah dengan baik dan kepala sekolah tidak memiliki jiwa kepemimpinan tidak mungkin sekolah tersebut dapat berprestasi dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebelum ada peraturan baru kepala sekolah wajib mengajar 18 jam pelajaran untuk melengkapi sertifikasi. Selain itu kepala sekolah juga harus memantau kehadiran para gurunya dan memeriksa administrasi yaitu dengan system SKP. System ini jadi para guru dan staf TU dinilai atau di cek secara online oleh kepala sekolah. Meskipun kepala sekolah memiliki pembantu/bawahan  (bagian wakasek, bid. Kurikulum, bid.kesiswaan, dll) tetapi tetap kepala sekolah yang mengatur segalanya, oleh karena apabila kepala sekolah tidak memiliki kemampuan dan kepemimpinan yang baik maka sekolah akan kacau.
 Pada peraturan baru yang sekarang, kepala sekolah tidak boleh ada jam mengajar karena kepala sekolah harus konsentrasi pada bagaimana harus memanaje sekolah dengan baik dan mengecek administrasi para guru dan staf TU.
Jadi, dapat di ketahui bahwa seorang kepala sekolah disini sangat berperan penting. Salah satunya di sekolah ini, kepala sekolah menerapkan bagaimana seharusnya yang harus dilakukannya sebagai pemimpin. Contohnya yaitu mengimplementasikan fungsi-funsi pokok dalam kepemimpinan, seperti fungsi partisipasi, delegasi, instrukdi dll.
Meskipun saya tidak langsung mewawancarai kepada kepala sekolahnya, setidaknya saya mendapatkan pandangan orang sekitar tentang kepala sekolah itu sendiri dari bawahannya yang menyiratkan bahwa kepala sekolah disana menjalankan tugasnya dengan baik.




BAB V
PENUTUP

A.    Simpulan
Tugas pemimpin dalam organisasi adalah mengawasi, membenarkan, meluruskan, memandu, menterjemahkan, menetralisir, mengorganisasikan dan mentransformasikan kebutuhan dan harapan anggota organisasi. Pada sekolah ini kepala sekolah telah bekerja keras untuk melaksanakan tugasnya, akan tetapi ada yang harus diperbaiki dalam hal pengembangan prestasi akademik sekolahnya.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu fungsi instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian. Kepala sekolah di SMAN 1 Dayeuhkolot ini berperan sesuai dengan fungsinya, salah satu contohnya yaitu mengecek administrasi guru dan staf TU nya serta memantau siswa dan gurunya.
B.     Saran
Lebih ditingkatkan kembali tugas dan fungsinya agar kualitas sekolahnya menjadi lebih baik. Berprestasi di bidang ekstrakulikuler memang sangat bagus akan tetapi tidak ada salahnya meningkatkan kinerja untuk berprestasi pula pada bidang akademik, contohnya OSN.


DAFTAR PUSTAKA


Djafri, Novianty. 2016. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta : Deepublish.
Hidayat, Ara., Machali, Imam. 2010. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Pustaka
Educa.







[1] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.14.
[2] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.15.
[3] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.15.
[4] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.16-17.
[5] Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka Educa, 2010) hal.17.
[6] Djafri, Novianty. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah (Yogyakarta : Deepublish, 2016) hal.23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Observasi Pengelolaan Pendidikan

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaa...