LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan
Dr. Ara Hidayat, M.Pd
Disusun :
SYIFA NURIFA
DEWI
1162060113
Biologi 2C
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber penentu
perubahan dan berjalannya suatu organisasi tersebut. Dalam pengertian ini
manusia diartikan sebagai alat pencapai tujuan, yakni menjadi penggerak
organisasi baik dalam masalah kesejahteraannya ataupun tingkat pemahamannya.
Terkait dengan keberhasilan proses organisasi, maka disini unsur pemimpin
berperan sangat penting.
Dalam suatu organisasi juga baik di lembaga atau institusi
kepemimpinan berperan sangat penting pula, karena tanpa ada kepemimpinan
orang-orang dan system kerja yang ada didalamnya hanya akan menjadi kumpulan
yang tidak berarti. Dengan demikian tujuan organisasi yang telah direncanakan
dengan matang tidak akan tercapai.
Sekolah merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi yang
dalam kegiatannya membutuhkan peran seorang pemimpin untuk mengendalikan
jalannya proses pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah diprogramkan dapat
tercapai dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu makalah ini dibuat dengan judul “TUGAS DAN FUNGSI
KEPEMIMPINAN” agar mengetahui bagaimana suatu peran pemimpin pada salah satu
sekolah dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pemimpin lainnya.
B.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana tugas kepemimpinan pada suatu sekolah
2.
Untuk
mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan pada suatu sekolah
C.
Waktu dan Tempat
Waktu : Selasa, 02
Mei 2017
Tempat : SMAN 1 Dayeuhkolot. Jl. Sukapura
No.99, Dayeuhkolot, Kab. Bandung, Jawa
Barat, Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
TUGAS DAN
FUNGSI KEPEMIMPINAN
A.
Tugas kepemimpinan
Tugas seorang pemimpin dalam sebuah
organisasi adalah membawa anggota organisasi untuk bekerja bersama sesuai
dengan tanggungjawabnya masing-masing dan membawa organisasi kearah pencapaian
tujuan yang diharapkan.
Selain itu, tugas pemimpin
organisasi adalah mengawasi, membenarkan, meluruskan, memandu, menterjemahkan,
menetralisir, mengorganisasikan dan mentransformasikan kebutuhan dan harapan
anggota organisasi. Dalam konteks nilai dan norma social, tugas pemimpin adalah
membuat organisasi sebagai suatu system social yang menyenangkan bagi anggota
organisasinya, organisasi menjadi satu tempat berinteraksi dan aktualisasi diri
bagi anggotanya.[1]
Pemimpin organisasi mempunyai
kekuasaan tertentu yang dilimpahkan kepadanya. Kekuasaan tersebut merupakan
alat dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Oleh karena itu, agar tugas
kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik maka digunakan strategi. Strategi
yang dipilih bergantung kepada seberapa tinggi pengetahuan dan keterampilan
pemimpin dalam membuat dan mengembangkan serta memilih strategi yang cocok.
Strategi yang dapat digunakan agar dapat menjalankan kepemimpinannya, adalah :
1.
Pemimpin
harus menggunakan strategi yang fleksibel
2.
Pemimpin
harus menjaga keseimbangan dalam menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka
pendek
3.
Pemilihan
strategi harus yang memberikan layanan terhadap lembaga
4.
Kegiatan
yang sama dapat digunakan untuk beberapa aksi dalam strategi
Kekuasaan (Personal power)
tidak banyak berarti untuk menjalankan efektifitas dalam mempengaruhi orang
lain/anggota organisasi. Personel power harus diramu dengan Personal
behaviour dan keterampilan untuk mempengaruhi anggota organisasi. Sebab
kekuasaan personal pimpinan sesungguhnya sangat bergantung kepada
kemampuan/keterampilan yang dimiliki pimpinan. Gambar berikut ini menunjukkan
hubungan antara kekuasaan dalam kepemimpinan.[2]
B.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social
dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada di dalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi
kepemimpinan merupakan gelaja social, karena harus diwujudkan dalam interaksi
antar individu di dalam situasi social suatu kelompok atau organisasi. Fungsi
kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu : pertama, dimensi yang
berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam
tindakan atau aktivitas pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan
tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin
dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi.[3]
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima
fungsi pokok, yaitu :
1.
Fungsi
Instruksi
Fungsi
ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak
yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan
agar keputuasan dapat dilaksanakan secara efektiv. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
2.
Fungsi
Konsultasi
Fungsi
ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan
keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai
mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat
dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi
itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back)
untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan.
3.
Fungsi
Partisipasi
Dalam
menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus
tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
4.
Fungsi
Delegasi
Fungsi
delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan
keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima
delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan
prinsip, persepsi dan aspirasi.
5.
Fungsi
Pengendalian
Fungsi
pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses mampu mengatur aktivitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian
dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan.[4]
Seluruh
fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara
integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberi
petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan
pendapat, mengembangkan kerjasama yang harmonis, mampu memecahkan masalah dan
mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing,
menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus
mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.[5]
Selain fungsi-fungsi tersebut, dalam
praktek kinerja organisasi pemimpin dapat berfungsi :
a.
Membantu
terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
b.
Membantu
kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan
dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
c.
Membantu
kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam
menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling
praktis dan efektif
d.
Bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi
kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai
tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang
dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif
e.
Bertanggungjawab
dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Kedudukan kepala sekolah sebagai
pemimpin merupakan posisi strategis dalam melaksanakan peranannya untuk
membantu warga sekolah mencapai tujuan yang telah ditetapkan kepala sekolah
diharapkan dapat menjadi agen pembaharuan dan pelaksana yang berwibawa,
melimiliki efektivitas kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan dan harapan
warga sekolah, serta memiliki disiplin kerja yang tinggi terhadap aturan,
memiliki pengetahuan manajemen yang cerdas intelektual maupun emosional,
mandiri dan unggul untuk bersaing dank omit dibidang pendidikan. Namun
kenyataan dilapangan masih banyak kepala sekolah yang tidak menjalankan tugas
dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan karena dalam proses pengangkatannya
tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Rendahnya pengetahuan manajemen, kecerdasan intelektual dan
emosional, kemandirian dan keunggulan bersaing kepala sekolah yang mempengaruhi
efektivitasnya dalam melaksanakan tugas, sebagai factor penghambat untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang berimplikasi pada rendahnya produktivitas
dan mutu (input, process, output/outcome) kepala sekolah.[6]
BAB III
METODOLOGI
A.
Prosedur observasi
Pada proses berjalannya observasi ini saya melakukan survey
terlebih dahulu tentang waktu yang sesuai dengan kepala sekolah. Setelah
mendapatkan izin dan waktu yang telah disepakati saya membuat surat resmi di
fakultas untuk izin observasi ke sebuah sekolah. Lalu saya melakukan observasi
sesuai dengan waktu kesepakatan.
B.
Instrument observasi
Observasi ini seharusnya bernarasumberkan kepala sekolah, akan
tetapi dikarenakan ada hal yang mendadak kepala sekolah tidak bisa menjadi
narasumber pada saat itu lalu digantikan oleh wakilnya.
Dalam observasi ini saya melakukan tanya jawab beserta kelompok
lain yang berbeda materi pertanyaan. Jadi saya hanya bertanya seputar tugas dan
fungsi kepemimpinannya saja.
BAB IV
HASIL OBSERVASI
Kepala sekolah
itu sebagai manajer. Sekolah tanpa dikelola dengan baik tidak mungkin berhasil
karena sekolah terdiri dari beberapa unsur diantaranya guru, siswa, bagian administrasi
dll yang memiliki tugasnya masing-masing, yang apabila tidak di manaje oleh
kepala sekolah dengan baik dan kepala sekolah tidak memiliki jiwa kepemimpinan
tidak mungkin sekolah tersebut dapat berprestasi dan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Sebelum ada
peraturan baru kepala sekolah wajib mengajar 18 jam pelajaran untuk melengkapi
sertifikasi. Selain itu kepala sekolah juga harus memantau kehadiran para
gurunya dan memeriksa administrasi yaitu dengan system SKP. System ini jadi
para guru dan staf TU dinilai atau di cek secara online oleh kepala sekolah.
Meskipun kepala sekolah memiliki pembantu/bawahan (bagian wakasek, bid. Kurikulum,
bid.kesiswaan, dll) tetapi tetap kepala sekolah yang mengatur segalanya, oleh
karena apabila kepala sekolah tidak memiliki kemampuan dan kepemimpinan yang
baik maka sekolah akan kacau.
Pada peraturan baru yang sekarang, kepala
sekolah tidak boleh ada jam mengajar karena kepala sekolah harus konsentrasi
pada bagaimana harus memanaje sekolah dengan baik dan mengecek administrasi
para guru dan staf TU.
Jadi, dapat di
ketahui bahwa seorang kepala sekolah disini sangat berperan penting. Salah
satunya di sekolah ini, kepala sekolah menerapkan bagaimana seharusnya yang
harus dilakukannya sebagai pemimpin. Contohnya yaitu mengimplementasikan
fungsi-funsi pokok dalam kepemimpinan, seperti fungsi partisipasi, delegasi,
instrukdi dll.
Meskipun saya
tidak langsung mewawancarai kepada kepala sekolahnya, setidaknya saya
mendapatkan pandangan orang sekitar tentang kepala sekolah itu sendiri dari
bawahannya yang menyiratkan bahwa kepala sekolah disana menjalankan tugasnya
dengan baik.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Tugas pemimpin dalam organisasi adalah mengawasi, membenarkan,
meluruskan, memandu, menterjemahkan, menetralisir, mengorganisasikan dan
mentransformasikan kebutuhan dan harapan anggota organisasi. Pada sekolah ini
kepala sekolah telah bekerja keras untuk melaksanakan tugasnya, akan tetapi ada
yang harus diperbaiki dalam hal pengembangan prestasi akademik sekolahnya.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima
fungsi pokok, yaitu fungsi instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi,
fungsi delegasi dan fungsi pengendalian. Kepala sekolah di SMAN 1 Dayeuhkolot
ini berperan sesuai dengan fungsinya, salah satu contohnya yaitu mengecek
administrasi guru dan staf TU nya serta memantau siswa dan gurunya.
B.
Saran
Lebih ditingkatkan kembali tugas dan fungsinya agar kualitas
sekolahnya menjadi lebih baik. Berprestasi di bidang ekstrakulikuler memang
sangat bagus akan tetapi tidak ada salahnya meningkatkan kinerja untuk
berprestasi pula pada bidang akademik, contohnya OSN.
DAFTAR PUSTAKA
Djafri, Novianty. 2016. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Yogyakarta : Deepublish.
Hidayat, Ara., Machali, Imam. 2010. Pengelolaan Pendidikan.
Bandung : Pustaka
Educa.
[1]
Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka
Educa, 2010) hal.14.
[2]
Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka
Educa, 2010) hal.15.
[3]
Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka
Educa, 2010) hal.15.
[4]
Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka
Educa, 2010) hal.16-17.
[5]
Hidayat, Ara., Machali, Imam. Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Pustaka
Educa, 2010) hal.17.
[6]
Djafri, Novianty. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah (Yogyakarta :
Deepublish, 2016) hal.23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar